Home » » Nekat, Kemenag Banyumas Tak Mau Tarik Buku SKI

Nekat, Kemenag Banyumas Tak Mau Tarik Buku SKI

Islam Media News.com, Banyumas ~ Beberapa pekan terakhir, Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Indonesia digegerkan dengan munculnya sebuah tulisan "Berhala sekarang adalah kuburan para wali" pada buku panduan guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs).


Kalimat ini dinilai memicu sentimen Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Ujungnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan permintaan maaf kepada publik dan mencabut buku tersebut dari peredaran.


Namun, Kantor Kementerian Agama (Kemenang) Banyumas, mempunyai sikap lain. Kepala kantor Kemenag, Bambang Sucipto mengatakan, buku kurikulum 2013 cetakan PT Macanan Jaya Cemerlang Klaten tersebut sudah dalam proses pendistribusian dan tetap akan diedarkan.


"Kami meminta penerbit tidak menarik buku tersebut dari peredaran karena buku tersebut bukan termasuk pegangan siswa, namun panduan bagi guru pengajar," ujar Bambang beberapa waktu lalu.

Menurutnya, jika buku ini ditarik dari peredaran, maka akan memakan waktu cukup lama. "Sebenarnya tinggal bagaimana cara guru menyampaikan kepada anak didiknya saja, saya rasa guru cukup selektif dalam menyampaikan materi SKI ini," jelasnya.

Kantor Kementerian Agama Banyumas, kata Bambang, akan mengusulkan kepada Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam Kemenag RI mengoreksi buku terbitannya itu.

Terpisah, Ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Purwokerto, Ilhamudin meminta buku tersebut segera ditarik dari peredaran.

"Kami mendesak Kemenag Banyumas segera menarik buku ini dari edaran, sebab hal ini akan menghegemoni dunia pendidikan," ungkapnya.

Kepala MTs Ma'arif Nu Al-Hidayah Purwokerto, Charis Munandar mengatakan, meski buku SKI belum sampai di tangan guru, namun aktifitas pembelajaran masih efektif.

Menurutnya, materi pelajaran yang memberikan pengetahuan terkait sejarah dan kebudayaan Islam itu sudah disampaikan sejak awal masuk menggunakan soft copy yang di download oleh guru setempat.

"Jika ada tulisan yang mengandung SARA dalam LKS atau buku, guru pasti punya inisiatif tanggap cepat dan mengantisipasinya," ujar sekretaris Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Banyumas ini. (Agus Riyanto/Anam)

Sumber:  Di sini

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.