Home » » Mengapa Mereka Menjadi Panutan Aswaja?

Mengapa Mereka Menjadi Panutan Aswaja?

Islam Media News.com ~ Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam postingan yang lalu, bahwa dalam masalah akidah Aswaja mengikuti madzhab yang digagas oleh Imam Asy'ari dan Imam Maturidi; dalam masalah fiqih mengikuti salah satu madzhab yang empat: madzhab Hanafi, madzhab Maliki, madzhab Syafi'i, atau madzhab Hanbali; sedangkan dalam masalah tashawuf mengikuti Imam Junayd al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali. Silakan cek kembali hal itu pada tulisan berjudul Tiga Ciri Khas Aswaja.


Mengapa Mereka Menjadi Panutan?


Salah satu alasan dipilihnya ulama-ulama tersebut oleh Salafuna al-Shalih sebagai panutan dalam Ahlussunnah wal Jama'ah karena mereka telah terbukti mampu membawa ajaran-ajaran yang sesuai dengan intisari agama Islam yang telah digariskan oleh Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya. Dan mengikuti hal itu merupakan suatu kewajiban bagi umatnya.
Nabi Muhammad Saw bersabda:


"Dari Abdurrahman bin Amr al-Sulami, sesungguhnya ia mendengar al-Ibradh bin Sariyah berkata, "Rasulullah Saw menasihati kami, "Kalian wajib berpegang teguh pada sunnahku (apa yang aku ajarkan) dan perilaku al-Khulafa al-Rasyidun yang mendapat petunjuk." (Musnad Ahmad bin Hanbal, 16519)


Karena itu, sebenarnya Ahlussunnah wal Jama'ah merupakan Islam yang murni sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw dan sesuai dengan apa yang telah digariskan dan diamalkan oleh para sahabatnya. Ketika Rasulullah Saw menerangkan bahwa umatnya akan terpecah menjadi 73 golongan, dengan tegas Nabi Saw mengatakan bahwa yang benar adalah mereka yang berpedoman pada apa saja yang diperbuat oleh Nabi Saw dan para sahabatnya pada waktu itu.


Maka, Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) sesungguhnya bukanlah aliran baru yang muncul sebagai reaksi dari beberapa aliran yang menyimpang dari ajaran hakiki agama Islam. Aswaja justru berusaha untuk menjaga agama Islam dari beberapa aliran yang akan mencerabut ajaran Islam dari akar dan pondasi awalnya. Setelah aliran itu semakin merajalela, tentu diperlukan suatu gerakan untuk mensosialisasikan dan mengembangkan kembali ajaran Islam yang murni. Sekaligus merupakan jalan untuk mempertahankan, memperjuangkan, dan mengembalikan agama Islam agar tetap sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat beliau.


Jika sekarang banyak kelompok yang mengaku dirinya termasuk Ahlussunnah wal Jama'ah, maka mereka harus membuktikannya dalam praktik keseharian bahwa ia benar-benar telah mengamalkan sunnah Rasulullah Saw dan sahabatnya.


Abu Said al-Khadimi berkata:
"(Jika ada yang bertanya) semua kelompok mengaku dirinya sebagai golongan Ahlussunnah wal Jama'ah. Jawaban kami adalah bahwa Ahlussunnah wal Jama'ah itu bukan hanya klaim semata, namun harus diwujudkan (diaplikasikan) dalam perbuatan dan ucapan. Pada zaman kita sekarang ini perwujudan itu dapat dilihat dengan mengikuti apa yang tertera dalam hadits-hadits yang shahih. Seperti Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan kitab-kitab lainnya yang telah disepakati validitasnya." (Al-Bariqah Syarh al-Thariqah, hal. 111-112)


Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan bahwa Ahlussunnah wal Jama'ah merupakan ajaran yang sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Dan itu tidak bisa hanya sebatas klaim semata, namun harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari.


KH. Muhyiddin Abdusshomad
(Fiqh Tradisionalis, hal. 6-8)
 


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.