Penulis : Ustadz Abiza el Rinaldi
Penerbit : Pustaka Wasilah
Cetakan : I, Mei 2012
Tebal : vi + 178
Harga : Rp 30.000 (Disc.20%)
Peresensi : Fatimah Zahratul'athira R.
Islam Media News.com ~ Buku ini lahir dari sebuah keprihatinan
penulisnya yang selalu mendengar berbagai tuduhan bid’ah, haram, musyrik,
khurafat, dan berbagai label buruk lainnya yang dialamatkan kepada satu majelis
yang disebut Tahlilan, Yasinan atau Kenduri Arwah. Tidak hanya sampai di situ, orang-orang yang
hadir di majelis tersebut pun dicap sebagai pelaku bid’ah, beramal dengan cara
yang haram, bahkan musyrik dan kafir. Tuduhan-tuduhan semacam itu sayangnya
tidak disertai dengan dalil-dalil syar’i yang jelas dan tegas. Kaum penuduh itu
biasanya hanya mengatakan bahwa tahlilan atau kenduri arwah tidak pernah
dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi
wa sallam dan tradisi
yang demikian itu diilhami dari tradisi yang ada di dalam agama Hindu.
Ketahuilah, memfatwakan
sesuatu itu haram —dalam hal ini tradisi tahlilan, yasinan dan kenduri arwah—
tentulah membutuhkan dalil yang tegas, baik dari al-Qur’an maupun Hadits
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Jika dalil-dalil yang mengharamkan itu
tidak pernah ditemukan di kedua sumber utama hukum Islam tersebut, maka fatwa
semacam itu hanya akan menjadi fitnah yang akan memecah belah umat Islam. Kalau
kita perhatikan telah banyak gesekan terjadi di antara sesama Muslim hanya
disebabkan oleh fatwa-fatwa yang semata-mata dilandasi oleh hawa nafsu dan
perasaan benci terhadap Muslim lainnya yang amaliahnya berbeda dengannya.
Buku ini tidak
mempermasalahkan apakah Anda seorang yang suka tahlilan atau tidak karena
tahlilan hanyalah sebuah tradisi yang tidak mengandung unsur kewajiban
syari’at. Yang ingin ditegaskan dalam buku ini, bahwa tidaklah benar fatwa yang
mengatakan bahwa acara tahlilan, yasinan dan kenduri arwah itu haram, bid’ah,
khurafat, musyrik, berasal dari Hindu dan makanan yang dihidangkan di dalamnya
haram.
Di sini juga akan disampaikan bantahan terhadap fatwa yang mengatakan bahwa doa dan hadiah pahala yang dilakukan oleh orang yang masih hidup tidak berguna bagi orang yang telah meninggal dunia. Fatwa semacam itu adalah fatwa keliru yang bertentangan dengan syari’at Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Sebab, sesuai dengan al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’ para ulama, orang Islam yang telah meninggal dunia masih bisa memperoleh manfaat dari amaliah orang yang masih hidup, baik berupa doa, hadiah pahala, sedekah dan sebagainya, yang seluruhnya insya Allah akan dipaparkan dalam bab-bab yang ada di buku ini.
Lain hal, buku ini memang sengaja dibuat tidak terlalu tipis agar isinya tidak dipandang remeh; dan tidak pula terlalu tebal yang menyebabkan pembaca menjadi bosan dan sulit memahami isinya. Bahasa yang dipakai pun adalah bahasa-bahasa sederhana. Istilah-istilah keagamaan yang sulit dipahami disederhanakan dan diminimalisir penggunaannya, agar siapa pun yang membacanya bisa dengan mudah memahaminya.
Mudah-mudahan kehadiran buku ini semakin meneguhkan amaliah Yasinan dan Tahlilan yang sudah mendarah daging di tengah Ahlussunnah wal Jama'ah.
0 komentar:
Posting Komentar