Home » , » Keutamaan 10 Hari (Pertama) Bulan Dzulhijjah

Keutamaan 10 Hari (Pertama) Bulan Dzulhijjah

Islam Media News.com ~ Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah mempunyai keistimewaan yang tak ternilai. Kok tahu? Ya, karena Allah Swt telah mengisyaratkan hal itu di dalam al-Qur'an. Perhatikanlah firman Allah berikut ini:
 
وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ
  

"Demi fajar dan malam yang sepuluh." (QS. al-Fajr: 1-2)

Pada ayat di atas Allah telah bersumpah dengan menyebut sesuatu yang telah diciptakan-Nya, yakni fajar dan malam yang sepuluh. Tentu saja Allah tidak akan bersumpah dengan sesuatu melainkan karena sesuatu itu memiliki makna yang sangat penting. 
Para mufassir, semisal Imam Ath-Thabari dan Ibnu Katsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan malam yang sepuluh  adalah malam-malam di sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Lebih jauh Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa yang menyatakan demikian adalah Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid dan sejumlah ulama dari kalangan Salaf dan Khalaf.


Di dalam al-Qur'an Allah Swt juga berfirman:

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالاً وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ لِيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللهِ فِيْ أَيَّامٍ مَعْلُوْمَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيْمَةِ الْأَنْعَامِ

 
"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak." (QS. al-Hajj: 27-28)
Ibnu Abbas ra mengatakan bahwa yang dimaksud al-Ayyam al-Ma'lumat adalah hari-hari yang sepuluh dari bulan Dzulhijjah. Demikian pendapat yang dinukil oleh Ibnu Katsir dalam kitab tafsir beliau.

Dengan demikian, bulan Dzulhijjah memiliki sepuluh hari yang sangat utama, yang oleh al-Qur'an disebut sebagai al-Ayyam al-Ma'lumat.
Sedangkan terkait dengan keutamaan dan keagungan sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah, hal itu didasarkan pada penjelasan yang disampaikan oleh Rasulullah Saw dalam sabdanya:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
 
 
"Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Dawud dan  Ibnu Majah)
Perhatikanlah hadits di atas. Di dalamnya Rasulullah Saw menjelaskan bahwa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan saat beramal saleh yang sangat dicintai Allah. Dengan kata lain, Allah sangat menyukai orang-orang yang melakukan amal saleh pada hari-hari itu. Amal saleh yang dimaksud di sini adalah dalam berbagai macam bentuknya. Bisa dalam bentuk puasa, membaca al-Qur'an, membaca tasbih, tahmid, tahlil, shalawat, dan berbagai macam dzikir lainnya, termasuk juga bersedekah dan amal-amal saleh lainnya yang manfaatnya dapat dirasakan oleh orang banyak.


Bahkan dalam hadits tersebut dinyatakan bahwa amal saleh yang dilakukan pada hari-hari itu disejajarkan dengan amalan jihad di jalan Allah, bahkan lebih tinggi dari itu.


Perlu diketahui bahwa amal saleh mempunyai makna luas dan universal, karena aspek perbuatan yang mempunyai nilai manfaat bagi diri sendiri dan orang lain termasuk amal saleh yang mendapatkan ganjaran jika diiringi dengan rasa keimanan dan keikhlasan karena Allah Ta'ala. Akhlak dan perilaku mulia terhadap sesama tanpa memandang siapa pun dia juga merupakan inti dari amal saleh.


Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, hari Arafah (9 Dzulhijjah) dan hari Nahar (tanggal 10 ditambah hari-hari tasyrik tanggal 11,12, dan 13 Dzulhijjah), adalah hari-hari yang penuh dengan keutamaan yang mestinya menjadi kesempatan bagi kita, baik yang berhaji maupun yang belum mempunyai kesempatan memenuhi panggilan haji, untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Secara khusus pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) kita disunnahkan untuk menunaikan puasa Arafah yang keutamaannya dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
Rasulullah Saw bersabda:
صُوْمُ يَوْمِ عَرْفَةَ يُكَفِّرُ ذُنُوْبَ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبِلَةً

"Puasa pada hari Arafah itu dapat menghapuskan dosa selama dua tahun: satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang." (HR Muslim)
Oleh karena itu, selama masih ada kesempatan yang diberikan Allah kepada kita, mari untuk memanfaatkan hari-hari pertama bulan Dzulhijjah ini dengan penuh keikhlasan dan harapan akan ridha-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.