Home » » Memahami Makna Tahlilan

Memahami Makna Tahlilan

Islam Media News.com ~ Dewasa ini sebagian orang ada yang merasa alergi ketika mendengar kata tahlilan. Setiap kata itu disebut di depannya, maka yang hadir di benaknya adalah bahwa itu perbuatan bid’ah yang haram untuk dilakukan. Ketika diminta untuk menyampaikan dalil pengharamannya, maka ia akan menjawab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukannya[1] dan tahlilan merupakan ajaran agama Hindu yang diadopsi dan dimasukkan ke dalam Islam. Benarkah pendapat yang demikian itu? Untuk menjawabnya, mari kita simak uraian demi uraian dalam buku ini dan semoga Allah subhanahu wa ta’ala menjernihkan hati kita sehingga kita bisa memahaminya dengan baik.


Pengertian dan Asal Mula Kata Tahlilan


Kalau kita membuka kamus-kamus bahasa Arab, misalnya al-Mu’jam al-Wasith, al-Munawwir dan sebagainya, akan kita temukan bahwa tahlilan itu berasal dari kata dalam bahasa Arab, yakni: هَلَّلَ - يُهَلِّلُ - تَهْلِيلاًَ - أَيْ قَالَ: لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ yang artinya membaca kalimat tauhid laa ilaaha illallaah. Kalimat tauhid adalah kalimat persaksian yang menegaskan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah subhanahu wa ta’ala, dan ia termasuk ke dalam salah satu bentuk dzikir kepada Allah, bahkan dikatakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai dzikir yang paling afdhal. Simaklah hadits berikut ini:
أَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
“Sebaik-baik dzikir adalah laa ilaaha illallaah” (HR Imam Tirmidzi dari Jabir bin Abdullah ra).


Selain berdasarkan pada hadits di atas kata tahlil juga termaktub pada hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lainnya:

‏إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَلاَئِكَةً ‏سَيَّارَةً ‏‏فُضُلاًَ ‏يَتَتَبَّعُوْنَ ‏مَجَالِسَ الذِّكْرِ فَإِذَا وَجَدُوا مَجْلِسًا فِيهِ ذِكْرٌ قَعَدُوْا مَعَهُمْ وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِأَجْنِحَتِهِمْ حَتَّى يَمْلَئُوْا مَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَإِذَا تَفَرَّقُوْا عَرَجُوْا وَصَعِدُوا إِلَى السَّمَاءِ قَالَ فَيَسْأَلُهُمْ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ مِنْ أَيْنَ جِئْتُمْ فَيَقُولُونَ جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ لَكَ فِي اْلأَرْضِ يُسَبِّحُوْنَكَ وَيُكَبِّرُوْنَكَ وَيُهَلِّلُوْنَكَ وَيَحْمَدُوْنَكَ


“Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi memiliki sejumlah malaikat yang terus berkeliling mencari majelis dzikir. Apabila mereka telah menemukan majelis dzikir tersebut, maka mereka terus duduk di situ dengan menyelimutkan sayap sesama mereka hingga memenuhi ruang antara mereka dan langit yang paling bawah. Apabila mejelis dzikir itu telah usai, maka mereka juga berpisah dan naik ke langit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meneruskan sabdanya, “Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala bertanya kepada mereka, Dzat Yang Maha Tahu tentang mereka, “Kalian datang dari mana?” Mereka menjawab, “Kami datang dari sisi hamba-hamba-Mu di bumi yang selalu bertasbih, bertakbir, bertahlil dan bertahmid…” (HR Imam Muslim dari Abu Hurairah ra).

Perhatikanlah hadits di atas. Di dalamnya disebutkan kalimat wayuhalliluunaka (mereka bertahlil kepada-Mu), yakni mereka bersama-sama mengucapkan kalimat laa ilaaha illallaah. Dengan menyimak asal mula kata tahlilan yang berasal dari kata tahlil yakni mengucapkan kalimat laa ilaaha illallah, maka dapat dikatakan bahwa tahlil itu sudah dikenal dan sudah ada sejak Islam ada. Bahkan seseorang yang hendak menganut agama Islam, maka kalimat pertama yang harus diucapkannya adalah dua kalimat syahadat, yang satu di antaranya adalah kalimat tahlil. 

Tahlilan pada Hakikatnya adalah Majelis Dzikir


Tahlilan sebagaimana yang dipahami secara umum oleh masyarakat saat ini pada hakikatnya adalah aktivitas berdzikir bersama yang dilakukan oleh sekelompok orang. Sejumlah orang berkumpul, lalu membaca sejumlah kalimat dzikir kepada Allah yang satu di antaranya adalah kalimat tahlil, laa ilaaha illallaah. Tahlilan pada dasarnya adalah majelis dzikir. Di dalam sebuah majelis dzikir ada banyak kalimat dzikir yang bisa dilantunkan. Sekelompok orang bisa secara bersama-sama membaca tasbih, takbir, tahmid, istighfar, tahlil dan kalimat-kalimat lainnya yang mengingatkan mereka kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Amaliah semacam itu adalah sunnah, bukan bid’ah. 

Perhatikanlah orang-orang yang sedang mengadakan tahlilan. Apakah ada di dalamnya mereka melantunkan bacaan-bacaan yang dilarang oleh syari’at? Sama sekali tidak. Di dalam tahlilan yang dibaca adalah ayat-ayat al-Qur’an, tasbih, tahmid, takbir, tahlil, shalawat dan doa-doa lainnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Semua yang dibaca adalah dzikir-dzikir yang memiliki landasan syar’i. Tidak ada satu pun bacaan yang di dalamnya mengandung kemusyrikan seperti yang dituduhkan oleh orang-orang yang dangkal pemahamannya tentang syari’at Islam. Jika orang-orang yang anti tahlilan mengatakan bahwa bacaan-bacaan dalam majelis tahlil itu bertentangan dengan al-Qur’an dan Sunnah, maka mereka harus mendatangkan dalilnya. Jika mereka tidak mampu menunjukkannya, maka mereka harus mempertanggungjawabkan tuduhan mereka itu kelak di hadapan Allah Yang Maha Adil.

Ada pun jika majelis dzikir tersebut dikaitkan dengan kenduri arwah, yakni peringatan hari-hari tertentu dari kematian seseorang, maka hal itu adalah sesuatu yang diperbolehkan, karena berdzikir secara bersama-sama kapan pun boleh dilakukan kecuali di tempat-tempat yang terlarang untuk berdzikir. 


Abiza el Rinaldi


[1] Tidak semua amaliah yang secara langsung tidak pernah dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat dikategorikan sebagai bid’ah yang haram untuk diamalkan. Tentang persoalan bid’ah dan berbagai hal yang terkait di dalamnya, silakan baca buku saya berjudul Menolak Bid’ah Hasanah adalah Bid’ah, yang diterbitkan oleh Pustaka Wasilah. Untuk mendapatkan buku itu silakan klik di sini.

15 komentar:

  1. llu apa arti dari kemenyan,kain putih,hambur bunga di atas kain putih ?
    maksudnya apa ?

    BalasHapus
  2. http://lsia.unimus.ac.id/v2012/?p=1029

    Bagaimana dengan dalil-dalil yang ada dalam link ini..? Apakah dalil-dalil tersebut menjawab pertanyaan di atas yg mempertanyakan mana dalil yg menyatakan Tahlilan tidak sesuai dgn ajaran Islam..?
    Mohon pencerahannya.

    BalasHapus
  3. bedakan dulu tahlilan sama tahlil pak ??

    BalasHapus
  4. bedakan dulu tahlilan sama tahlil pak ??

    BalasHapus
  5. Memang siapa yg melarang dan mngatakn tahlil itu bid'ah??
    Tahlil itu beda dgn tahlilan..
    Tahlil adlah mngucap lafazd la Ilaha Illallah..sdngkn tahlilan adalah ritual mmperingati hari kematian..jelas beda kan??
    Beri saja sya satu riwayat apakh nabi atau ke 4 khalifah mngadakan acara tahlilan..satu sja..ataukh islam anda lbh hebat drpd ke 4 khalifah??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener sekali nah ga bisa bedain kali dia bang

      Hapus
  6. Apakah imam syafii dulu juga melakukan amaliyah ini? Tahlilan 3, 7, 40, 100, 1000 hari?

    BalasHapus
  7. Agama kamu masih dini belajar lagi oke

    BalasHapus
  8. Apakah kurang sunah sunah yg rasul lakukan sehingga kalian membuat amalan baru yg belum jelas .sesnungguhnya sebaik baik bidah itu adalah sesat

    BalasHapus
  9. Rubah aja kata Tahlil dan Tahlilan menjadi apa gitu terserah masing masing mau ganti pakai kata apa.
    Tahlil - Tahlilan
    Jual - Jualan
    Amal - Amalan
    Makan - Makanan
    Main - Mainan
    Hanya gara gara ditambah akhiran AN saja sudah jadi masalah..heemm
    Jadi ganti saja nama tahlilan sebaik mungkin, misalnya Acara Zikir bersama atau Nazar Mendoakan orang yang meninggal, dah gitu aja

    BalasHapus
  10. Tahlilan itu bid'ah bro ndak ada d zaman Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam beserta para sahabat dan k4 imam besar. So kalo ada yg bilang tahulah itu g bid'ah tolong jelaskan beserta dalilnya

    BalasHapus
  11. Tahlilan bid'ah!!! Coba baca sejarahnya
    https://yasinan.com/hukum-tahlilan/

    BalasHapus
  12. NYARIS TANPA BEDA...
    TAHLILAN yang di Bid'ahkan..., Majelis Dzikir Tahlil yang terkena Imbas.

    Dari Thalhah bin “Ubaidillah r.a., ia berkata, Nabi saw. bersabda, “Sungguh aku mengetahui satu kalimat yang jika diucapkan oleh orang yang sudah hampir mati pastilah ruhnya akan memperoleh kegembiraan hingga ia keluar dari jasadnya. Dan kalimat tersebut ( #Laa_ilaha_illallah ) akan menjadi cahaya baginya pada hari Kiamat.” (H.R. Abu Ya'la)
    .

    BalasHapus
  13. Hati hati kita ..., jangan sampai saat di talqinkan ucapan yang keluar " Bid'ah bid'ah..." Karena apa yang ada dalam Hati, apa apa kebiasaan kita disaat nazaq itulah yang akan muncul.
    .

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.