Home » » Keutamaan Bulan Muharram

Keutamaan Bulan Muharram

Islam Media News.com ~ Bulan Muharram termasuk bulan istimewa. Banyak dalil yang menunjukkan bahwa Allah dan Rasul-Nya memuliakan bulan Muharram, di antaranya:

1. Termasuk Empat Bulan Haram (Suci/Mulia)

Allah SWT berfirman:


إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ


“Sesungguhnya bilangan bulan itu pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya 4 bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus..” (QS. At-Taubah: 36).


Keterangan:
a. Yang dimaksud 4 bulan haram adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram (3 bulan ini berturut-turut), dan Rajab.
b. Disebut bulan haram karena bulan itu dimuliakan masyarakat Arab, sejak zaman jahiliyah hingga zaman Islam. Pada bulan-bulan haram tidak boleh ada peperangan.
c. Az-Zuhri mengatakan:
كان المسلمون يعظمون الأشهر الحرم
“SeDulu para sahabat menghormati syahrul hurum.” (HR Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf, no. 17301).


2. Dari Abu Bakar ra, bahwa Nabi Saw bersabda:

اَلزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ


“Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada 12 bulan. Di antaranya ada 4 bulan haram (suci), 3 bulan berurutan: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram; kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim).


3. Dinamakan Syahrullah (Bulan Allah)

Dari Abu Hurairah ra, Nabi Saw bersabda:


أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ الله الْمُحَرَّمُ


“Sebaik-baik puasa setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram.” (HR Muslim).


Keterangan:
a. Imam Nawawi mengatakan: “Hadits ini menunjukkan bahwa bulan Muharram itu merupakan bulan yang sangat mulia untuk melaksanakan puasa sunnah.” (Syarh Sahih Muslim, 8/55).
b. Imam As-Suyuthi mengatakan: “Dinamakan Syahrullah –sedangkan bulan yang lain tidak mendapat gelar tersebut—karena nama bulan ini, “Al-Muharram” adalah nama Islami. Berbeda dengan (nama) bulan-bulan lainnya. Nama-nama bulan lainnya sudah ada sejak zaman jahiliyah. Sementara, orang-orang jahiliyah dulunya menyebut Muharram itu sebagai Shafar Awwal. Kemudian ketika Islam dating Allah menggantinya dengan nama Muharram, sehingga nama bulan ini disandarkan Allah pada nama-Nya, yakni Syahrullah.” (Syarh Suyuthi ‘ala Shahih Muslim, 3/252).
c. Bulan ini juga dinamakan Syahrullah al Asham (شهر الله الأصم) yang maknanya bulan Allah yang sunyi. Disebut demikian karena sangat terhormatnya bulan ini (Lathaif al-Ma’arif, h. 34), karena itu tidak boleh ada sedikitpun friksi dan konflik di bulan ini.


4. Hari ‘Asyura: Hari yang Sangat Dimuliakan Oleh Umat Beragama
Orang Yahudi memuliakan hari ini, karena hari ‘Asyura adalah hari kemenangan Musa bersama Bani Israil dari penjajahan Fir’aun dan balatentarannya. Dari Ibnu Abbas ra, beliau menceritakan:


لَمَّا قَدِمَ الْمَدِيْنَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا، يَعْنِى عَاشُورَاءَ، فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ، وَهُوَ يَوْمٌ نَجِّى اللهُ فِيهِ مُوسَى، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ، فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ. فَقَالَ « أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ ». فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ


“Ketika Nabi Saw tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari ‘Asyura. Beliau bertanya, “Hari apa ini?” Mereka menjawab, “Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Musa (dan Bani Israil) dari musuhnya, dan (hari) ditenggelamkannya Fir’aun, sehingga Musa pun berpuasa pada hari ini sebagai wujud syukurnya kepada Allah. Kemudian Nabi Saw bersabda, “Kami (kaum Muslimin) lebih layak menghormati Musa daripada kalian.” Selanjutnya Nabi Saw berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa.” (HR Bukhari).


5. Kata Para Ulama, Muharram adalah Bulan Paling Mulia Setelah Ramadhan

Imam al-Hasan al-Bashri berkata:


إن الله افتتح السنة بشهر حرام وختمها بشهر حرام فليس شهر فى السنة بعد شهر رمضان أعظم عند الله من المحرم وكان يسمى شهر الله الأصم من شدة تحريمه


“Allah membuka awal tahun dengan bulan haram (Muharram) dan menjadikan akhir tahun (juga) dengan bulan haram (Dzulhijjah). Tidak ada bulan dalam setahun, setelah bulan Ramadhan, yang lebih mulia di sisi Allah daripada bulan Muharram. Dulu bulan ini dinamakan Syahrullah al Asham (bulan Allah yang sunyi), karena sangat mulianya bulan ini.” (Lathaif al Ma’arif, h. 34).

Abiza el Rinaldi

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.